NB:
ini negara muslim...
atau negara komunis...
atau negara kafir sih? Kok serasa tinggal di Europ saja, buku
Islam kok dilarang....
Semakin Dilarang, Buku Sayyid Quthb Semakin Dicari
Ma'alim Fiththariqh, buku terlarang versi intelijen
Keputusan Kejaksaan Agung yang memutuskan pelarangan buku
Sayyid Quthb tentu mengagetkan banyak pihak. Sayyid Quthb sendiri adalah ulama
kesohor hampir di seluruh kelompok gerakan Islam. Ia juga ideolog ikhwan yang
terkenal masyhur tidak saja di bidang pemikiran namun juga di lapangan jihad.
Bahkan menurut Herry Nurdi, jurnalis muslim, dari tiap
mujahid yang turun ke medan
jihad, ketika ditanya apa alasannya, salah satunya menyebut karena telah
membaca buku Sayyid Quthb. Subhanallah
Beda lagi dengan Nuim Hidayat, penulis buku Sayyid Quthb: Biografi
dan Kejernihan Pemikirannya, yang diangkat dari tesis Masternya di Universitas
Indonesia, memberikan beberapa alasan mengapa dirinya tertarik untuk menulis
perjalanan hidup Sayyid Quthb dan karya-karyanya.
Pertama, seiring dengan meluasnya kampanye terorisme yang
disponsori Amerika, ternyata nama Sayyid Quthb selalui dirujuk oleh ilmuwan
politik Barat ketika membahas Syaikh Usamah bin Ladin, misalnya disebut-sebuh
oleh John L. Esposito (ilmuwan politik Islam asal AS), sebagai “guru” atau
tokoh idola dari Dr. Syaikh Abdullah Azzam. Sedangkan Azzam adalah guru daru
Usamah bin Ladin.
“Memang bila dibaca buku-buku Syaikh Abdullah Azzam, terutama
dalam buku monumentalnya Tarbiyah Jihadiyah akan didapati bagaiman Dr. Azzam
sering mengambil teladan-teladan dakwah dan pergerakan Sayyid Quthb dalam
perjuangan Islam,” kata Nuim yang menulis tesis Program Studi Kajian Timur
tengah & Islam, Universitas Indonesia dengan judul 'Pemikiran Jihad Menurut
Sayyid Quthb dalam Fi Zhilalil Qur'an'.
Kedua, Sayyid Quthb adalah tokoh ikhwan yang paling awal dan
banyak karyanya serta dianggap sebagai pelanjut Syaikh Hassan Al Banna. Ketika
itu Al-Banna yang berumu pendek 43 tahun (1906-1949), tampaknya tidak sempat
menuliskan secara terperinci ide-ide ikhwan, karena keburu syahid diberondong
peluru dimobilnya oleh tentara Dinasi Faruk, Mesir. Setelah kembali dari
Amerika tahun 1951, Sayyid Quthb langsung memutuskan untuk masuk Ikhwanul
Muslimin. Quthb kemudian mempunyai pengaruh yang besar di kalangan ikhwan.
Suatu ketika Gemal Abdul Nasser – yang kemudian mengkhianati
Quthb – mengajak Sayyid Quthb dan ikhwan untuk bersama-sama menggulingkan Raja
Faruk. Naser dan Quthb berpisah, karena Quthb menginginkan Negara Islam, sedangkan
Nasser menginginkan Negara sosialis.
Stigma Ilmuwan Barat
Nuim Hidayat mengaku curiga, banyak ilmuwan politik atau
penulis Barat membicarakan Sayyid Quthb dengan sudut pandang negatif. Esposito
saja, yang sering dianggap moderat terhadap Islam, menyatakan Quthb adalah
tokoh Islam militan dan radikal. Hal yang sama dikatakan oleh beberapa pakar
politik Barat atau pro Barat lain, diantaranya: Leonard Binder, Ahmad S. Mousalli,
dan Bassam Tibi. Beberapa dari mereka menyebut Quthb sebagai perintis gerakan
Islam radikal atau Islam fundamentalis.
“Saya melihat, ilmuwan-ilmuwan Barat itu sudah membenci
seorang tokoh, sehingga berupaya untuk mencari-cari kelemahannya. Karena itu, pada
buku-buku ilmuwan Barat, banyak didapati hal-hal sinis ketika membicarakan
Sayyid Quthb. Hampir-hampir tidak didapatkan butir-butir pemikiran yang
cemerlang dari Quthb. Buku yang sering dikritik ilmuwan Barat itu adalah yang
berkisar konsep hakimiyah (kedaulatan), jihad dan revolusi, yang ditulis
didalam Ma’alim fith-Thariq dan Fi Zhilalil Qur’an. Sayangnya, ada ulama
seperti Rabi’ bin Hadi al-Madkhali, yang juga ikut-ikutan mengecam keras Sayyd
Quthb,” jelas Nuim.
Karena banyak penulis Barat yang benci pada Quthb itulah, mendorong
Nuim untuk membaca karya-karyanya. Dosen STID M. Natsir itu berkeyakinan, bila
mereka terus menerus membuat stigma dan menjauhkan masyarakat muslim dari karya-karya
Quthb, tentu ada magnet yang besar pada karya beliau.
“Dan benar saja, setelah membaca banyak karya Quthb, saya
melihat ide-idenya yang menggugah, cemerlang dan autentik dalam pemikiran Islam.
Meski ada kata-kata emosional di dalam karya-karya Quthb, tetapi 'emosi kata' pada
buku Quthb itu tetap rasional dan dalam bingkai Al-Qur’an dan Sunah. Bagi
kalangan muda Islam, membaca karya Quthb dapat menumbuhkan pemikiran yang tajam
dan semangat menyala dalam memperjuangkan Islam,” tandas Nuim.
Dan benar saja. Pasca media mulai menurunkan berita
pelarangan buku Sayyid Quthb oleh Kejaksaan Agung, hampir di seluruh jejaring
sosial dan beberapa milis, umat muslim justru penasaran dan memburu karya-karya
monumental tersebut. (pz/voa/kazi)
Astaghfirullah.. Buku Sayyid Quthb dan Abdullah Azzam
Dilarang Beredar
Pengelola dan pengunjung sejumlah toko-toko buku di
Tanjungbalai Karimun, Rabu (19/10/2011) sekitar pukul 14:30 WIB dibuat kaget
dengan kedatangan Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri Tanjungbalai Karimun,
Hanjaya Candra SH beserta beberapa orang anggotanya. Hanjaya dan orang-orangnya
melakukan inspeksi mendadak (sidak) terkait peredaran 9 judul buku terlarang di
toko-toko buku tersebut.
Sidak tersebut diantaranya dilakukan di Toko Buku Salemba
depan kantor Imigrasi, Kolong, TB Bintaro samping Swalayan Indo A Yani, Jack
Agency depan BNI, TB Al Kautsar Pasar Sri Karimun.
Hanjaya Candra SH, Kasi Intel Kejari Tanjungbalai Karimun
kepada wartawan mengatakan ada 9 judul buku yang dicekal peredarannya di
Indonesia termasuk di Kabupaten Karimun oleh Jaksa Muda Intelijen (Jamintel) Kejagung
RI. Hal itu dikarenakan isi buku tersebut dinilai beraliran kerasa dan
menyimpang dari ajaran agama tertentu.
Selain itu, buku tersebut dikhawatirkan akan cendrung
menciptakan bentuk-bentuk pemikiran terorisme bagi pembacanya.
"Ke sembilan judul buku tersebut dikhawatirkan membuat
pembacanya terprovokasi mengikuti teori-teori yang dipaparkan," kata
Hanjaya Candra usai sidak.
Daftar Buku Dalam Pengawasan Kejari:
1. Tafsir Fi Zhilalil Quran Jilid 2 karangan Sayyid Quthb, Diterjemahkan
oleh As'ad Yasin-Muahotob Hamzah, Terbitan Gema Insani Depok-Jakarta 2001.
2. Loyalitas dan Anti Loyalitas dalam Islam karangan Muhammad
bin Sa'id Al Qathani diterjemahkan oleh Salahudin bin Abu Sayid terbitan PT Era
Adi Citra Intermedia-Solo 2009.
3. Ikrar Perjuangan Islam karangan DR Najih Ibrahim
diterjemahkan oleh Abu Ayub Ansyori terbitan Pustaka Al Alaq dan Al Qowam-Solo 2009
4. Khilafah Islamiyah-Suatu Realita bukan Khayalan karangan
Prof DR Syeikh Yusuf Al Qaradawi diterjemahkan oleh Ahmad Nuryadi, terbitan PT
Fikahati Aneka-Jakarta 2000.
5. Kado Istimewa untuk Sang Mujahid karangan Syakh Dr
Abdullah Azzam, diterjemahkan oleh Abdul Fattan Al Bourie, terbitan PT Pustaka
Al Alaq-Solo 2008.
6. Catatan dari Penjara - Untuk Mengamalkan dan Menegakan
Dinul Islam karangan Abu Bakar Ba'asyir, terbitan Mushaf, Depok Jawa Barat, 2008.
7. Bagaimana Membangun Kembali Negara Khilafah karangan
Syabab Hizbut Tahrir Inggris, diterjemahkan oleh M Ramdhan Adi, terbitan
Pustaka Thariqul Izzah, Bogor 2008.
8. Syariat Islam-Solusi Universal karangan Prof Wahbah Az
Zuhali, diterjemahkan oleh Ridwan Yahya LC, terbitan Pustaka Nawaitu, Jakarta
Timur 2004.
9. Visi Politik Gerakan Jihad karangan Hazim Al Madanidan Abu
Mus'ab As Suri, diterjemahkan oleh Luqman Hakim Lc dan Umarul Faruq Lc, terbitan
Jazera, Solo 2010. (Pz/trib)